Kitakan cikgu
awal pagi menjenguk diri
menghambat susah payah di rumah
mengheret lambaian murid
melempar senyuman berseri
menghulur kantung-kantung ilmu
sambil mengalun bicara merdu
bertintakan dakwat merah dan biru
Kitakan cikgu
saban waktu melangkah pintu-pintu
salam dan selamat pagi, cikgu
menabur cita-cita dan impian bisu
menebar jaringan ilmu tanpa jemu
memerhati dan menguji jiwa-jiwa jitu
memapah semangat membukti maju
Kitakan cikgu
diasak berbagai laku
dari sebagai abang, kakak, ayah, ibu juga nenda
dari selaku petani, tukang kebun, tukang masak dan tentera
dari bak kerani, peguam, jururawat mungkin jurutera
dari umpama bendahari, penglibur lara termasuklah raja
dari seperti amah, tukang kayu, mekanik serta jurukira
dari berbagai wajah, jawatan, tugas dan kerja
dari sebarang masa tak kira cuti atau bencana bahaya
Kitakan cikgu
berjanji mendidik anak bangsa
berjanji membangun negara
berjanji setia kepada raja
berjanji berpandu rukun negara
berjanji tidak mempersiakan setia
berjanji menunaikan janji
Kitakan cikgu
biar siapa kita
entah di mana kita
walau bagaimana kita
yang jerih titisan keringat kita
yang gagal menghambat mimpi kita
yang kecundang cerita hampa kita
yang cemerlang memang milik mereka
Kitakan cikgu
berterima kasih kalau diundang
tersenyum simpul kalau dikenang
oleh mereka anak-anak murid kita
walau mereka kini menteri
walau mereka berpangkat tinggi
walau mereka tidak mengenali kita lagi
tapi kita masih seorang cikgu
Kitakan cikgu
meniti-niti hari sambil mengira usia
mengajar dan berbakti
mencuba berbagai pedagogi
memahami emosi dan psikologi
mengejar teknologi terkini
mengutip wawasan mengendung transformasi
Kitakan cikgu
tidak mengharap balasan
tidak mendambar simpati
tidak menanti kenangan
tidak menagih janji
panggillah kita 'CIKGU'
itu lebih bererti
NUKILAN : MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID
Rabu, 27 Jun 2012
Isnin, 25 Jun 2012
KEMBALI KETUK
Titipan aksara kususun kini
agak terlewat kebiasaanku mengatur kata
mengingat akan terlekanya aku
menyepi daripada segenap bucu-bucu bicara
dalam kolong blogku ini
Aku terlena seketika
mengintai tipu muslihat pasrahnya hati
mengukir kepiluan di balik-balik senyum
Aku merajuk memujuk diri
telah kepenatan menyusun keringat mengatur budi
melabur jasa tanpa dipeduli
penat dan lelah melemaskan naluri
Itulah
aku membiar seketika apakan jadi
adakah aku memang tidak dikehendaki
atau sebagai bayang-bayang yang dipijak mati
Tapi aku tetap aku
sampai ketikanya aku kembali
mengatur bicara-bicara baru
mengikat seribu janji dan bukti
lemahnya diri terpedaya
aku kembali mengetuk papan kekunci
NUKILAN : MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID
agak terlewat kebiasaanku mengatur kata
mengingat akan terlekanya aku
menyepi daripada segenap bucu-bucu bicara
dalam kolong blogku ini
Aku terlena seketika
mengintai tipu muslihat pasrahnya hati
mengukir kepiluan di balik-balik senyum
Aku merajuk memujuk diri
telah kepenatan menyusun keringat mengatur budi
melabur jasa tanpa dipeduli
penat dan lelah melemaskan naluri
Itulah
aku membiar seketika apakan jadi
adakah aku memang tidak dikehendaki
atau sebagai bayang-bayang yang dipijak mati
Tapi aku tetap aku
sampai ketikanya aku kembali
mengatur bicara-bicara baru
mengikat seribu janji dan bukti
lemahnya diri terpedaya
aku kembali mengetuk papan kekunci
NUKILAN : MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID
Langgan:
Catatan (Atom)