Kalau siang begini
bukan dirasuk hantu yang berkeliaran
bukan disampuk syaitan jalanan
bukan ditegur Sang Kelembai menjadi batu
bukan disapa jalang-jalang tak bernama
bukan diusik mambang-mambang entah di mana-mana.
Tapi siang masih begini
apakah memang telah dirasuk
apakah memang telah disampuk
apakah memang telah ditegur
apakah memang telah disapa
apakah memang telah diusik
oleh manusia berbuku ayam
oleh insan bermisai musang
oleh orang berwajah palsu
oleh makhluk semacam aku.
Mungkin tidak begitu baik
mungkin juga tidak baik
mungkin tak pernah baik
mungkin sentiasa tak jadi baik
mungkin hanya berkalau
mungkin hanya bermungkin.
Tapi sehingga kini aku masih tertanya siapa
apakah manusia biasa tapi bertopeng durja
atau aku tersalah tafsir.
Nukilan
Muhammad Zahidil Zahid
Sabtu, 11 Oktober 2008
G E M P A R
Gema takbir sayu itu
enggan aku biarkan terpisah dari gegendang telingaku
makin sayu makin aku menitis syahdu
pasrah memohon keampunan dan kemaafan
agar ketenangan kembali tempias dan menaungi hatiku
rahmat dan hikmah kembali melimpah bak dulu.
Gerak hati berbisik sepi
entah-entah dosaku tak tertanggung lagi
meski aku berserah atas kehendak Ilahi
paksi niat dan lakuku kerana-Mu
apa pun kurela hadapi
rehal lapuk itu kubuka kini.
Nukilan
Muhammad Zahidil Zahid
enggan aku biarkan terpisah dari gegendang telingaku
makin sayu makin aku menitis syahdu
pasrah memohon keampunan dan kemaafan
agar ketenangan kembali tempias dan menaungi hatiku
rahmat dan hikmah kembali melimpah bak dulu.
Gerak hati berbisik sepi
entah-entah dosaku tak tertanggung lagi
meski aku berserah atas kehendak Ilahi
paksi niat dan lakuku kerana-Mu
apa pun kurela hadapi
rehal lapuk itu kubuka kini.
Nukilan
Muhammad Zahidil Zahid
Langgan:
Catatan (Atom)