Rabu, 4 November 2009

RAPUH

Menyinari suria saban hari
menitis gerimis di kala sore
berpuput bayu menyeringai senja
berlabuh malam berselang gempita

Tidur tidak berapa lena
menanti subuh menyelak cahaya
embun jantan hilang bisa
berbalam kokokan jalak suram
senyuman kuntum-kuntum layu
seri wangi hambar tanpa berbau

Rapuh kini hari-hari berlalu
rapuh begitu meratah hari ini
rapuh melepuh hari mendatang
sisa-sisa nyawa membilang usia
susuk tulang kering memapah derita
gelak tanpa tawa beriring tangis tanpa sendu

Rapuh meratah jiwa
rapuh melatah sandiwara buana
rapuh melahap memori
rapuh tersungkur di dada mimpi

Sejadah itu turut rapuh
bersandar iman dan amal rapuh
menadah rahmat berbekal doa yang rapuh

Apakah dosa-dosa kian merapuh
berganti pahala di tempat bersimpuh
jika bekalan sehingga kini semuanya rapuh.

Nukilan Muhammad Zahidil Zahid